Saturday, January 25, 2020
UDARA DINGIN YANG MENDUKUNG UNTUK ML
KUMPULAN CERITA SEX - Nama aku Helda, aku bekerja disebuah toko milik seorang keturunan yang kaya di kota Samarinda, bosku bernama Chang, bertubuh gemuk namun kekar, orangnya bermata sipit dan selalu melirik kearah tempat dimana aku duduk menunggu didepan rak barang.
Parman adalah lelaki yang sering datang ketoko membeli barang dan selalu menggodaku, walaupun dia tak membeli apa-apa, bahkan sesekali dia membeli pembalut wanita dan kemudian memberikannya kepadaku.
Saat waktu menunjukkan pukul 9 malam, akhirnya dia datang juga sambil hujan-hujanan, tepat ketika toko mau tutup dia langsung menuju kearahku, menatap dan berkata kalem,
“Aku mau beli kondom” dengan wajah kalem, kemudian dia tertawa kecil melihat wajahku yang memerah.
”memangnya buat siapa mas Parman?” jawabku ,
“Buat kamu dong..” sahutnya langsung.
Wajahku langsung memerah saat itu juga sembari mencubit tangannya yang berada diatas tanganku. Aku langsung berjalan cepat ke arah meja bosku dan mengambil tas kecilku sembari pamit untuk pulang.
Aku menarik dan menggandeng tangan Parman, dan mengajaknya ke motor yang dia parkirkan didepan parkiran kami, motornya mas Parman adalah motor sport, Tiger 2000, tempat duduknya licin sekali sehingga kalau Helda dibonceng selalu saja terpeleset ke bawah.
Hari ini Parman kelihatan kalem sekali, rambutnya diklimis menarik dan senyumannya yang penuh arti seakan memiliki rencana kejutan, apa lagi hujan grimis yang membasahi wajahnya membuatnya terlihat gagah dan menggairahkan hari ini. Parman menghidupkan mesin dan aku naik keatasnya, seperti biasanya dalam perjalanan aku selalu memegang ke belakang supaya tak terpeleset kedepan tapi hari ini entah kenapa aku tak lagi berpegangan dan membiarkan tubuhku terseret kebawah sehingga pantat kami beradu menjadi satu dan dadaku menempel erat dipunggungnya.
daftar poker online | bandarq | SITUS POKER | AGEN ADUQ | ADUQ | SITUS JUDI ONLINE
”Ih …mas Parman, kapan kapan tempat duduknya digantiin sama yang nggak licin aja, habis Helda kan cape kalo pegangan kebelakang terus”, seruku rada merengek.
“sapa yang suruh pegang ke belakang ….ha ah ah” katanya sembari tertawa. Parman memang orangnya periang, dan sering tertawa bahkan terbahak jika mendengar sesuatu yang lucu.
Akhirnya kuberanikan melingkarkan tanganku di pinggangnya sembari mempererat tekanan didadaku, entah kenapa hari itu aku ingin sekali memeluk mas Parman, terasa hangat disuasana yang gerimis dan dingin itu.
Aku kos di kota itu begitu pula dengan mas Parman, dia juga anak kos, bahkan keakungan ibu kosnya sehingga tak direlakan pindah walaupun mas Parman sekarang sudah mapan kerjanya. Hari sudah larut malam, kami tiba di kos pukul 22 malam, maklum mas Parman nyetirnya pelan lagi pula gerimis bikin takut tergelincir.
“Waduh kosnya mas Parman udah Dikunci nih”, katanya sembari melihat Jam tangan Akhirnya kutawarkan untuk tidur di kosku saja, karena memang ibu kos tak tinggal di tempat kos kami, sembari menggandeng mas Parman dari parkiran ke dalam kamar kostku.
“Stt…” bisik ku ketika mas Parman hendak mengucapkan kata.
“Semuanya pada tidur entar tergangu ” kataku kemudian.
Kubuka kunci dan kami pun berada didalam kamar kosku yang berukuran cukup luas, tak ada kamar mandi didalamnya akhirnya akupun berjalan dengan tubuh basah kuyub menuju lemari dan mengambil selembar handuk bersih dan melemparkannya ke arah mas Parman kemudian ke ranjang dan merapikannya.
Betapa kagetnya ketika kurasakan ada dua belah tangan tiba-tiba mendekap pinggangku dari belakang, dan kurasakan wajahnya menempel di leherku dan mengeluarkan nafas hangat yang menyapu sela-sela telingaku. Aku hanya bisa membetulkan pakiaku sembari mendesah
“mass….”.
Tanpa kusadari aku menatap ke cermin didepanku kudapatkan memang ternyata badanku telah benar-benar basah kuyub sehingga bentuk tubuhku tercetak melekat pada baju menonjolkan buah dadaku yang berukuran 34B dan mancung kedepan.
Tiba tiba pula dia mengangkat tubuhku sehingga bisa kulihat cahaya matanya yang berkilat dengan butiran2 air yang ada diwajahnya, benar-benar mempesona dan membiusku sehinga aku tak memberotak sedikitpun ketika dia mulai membawa dan membaringkanku diatas ranjang kamarku.
Dia berdiri sembari menatapku sedangkan tangannya telah berusaha membuka kancing kemeja yang kugunakan, tangan kirinya membelai pipiku dan sesekali menyingkirkan ranbutku yang sepanjang bahu dari leherku.
Akhirnya ketakberdayaanku semakin membuat dia berani menurunkan wajahnya dan mengecup lembut bibirku, kemudian menciumi leherku membuat tubuhku mengelinjang pasrah. Dan setelah beberapa saat tanpa kusadari dia telah berhasil melepaskan kancing kemejaku dan kemudian terasa tangannya masuk kedalam baju dalamku dari arah pusar membuka keatas baju dalam yang kugunakan sampai keleherku dan kemudian dia meremas-remas kedua buah dadaku sembari terus menjelajahi permukaan leherku membuat darahku berdesir kencang dan panas mengalir disekitar kemaluanku.
“eh………..hhhh…..”, desahku yang disambut dengan kuluman bibir mas Parman.
Tak terasa basah sudah seluruh tubuhku menahan gejolak dari rangsangan mas Parman, sedang kakiku sudah tak tahan saling menggesek-gesekkan untuk menenangkan gejolak pada bagian kemaluanku yang terasa sedikit gatal dan jengah karena tak disentuh sedikitpun olehnya.
Sampai akhirnya terasa sebuah tangan kekar menyelusup diantara celana dalamku dan menggesek-gesekkan kemaluanku dengan lembut, sementara dia melepaskan pangutan dibibirku membuat lenguhan ku kini bisa terdengar
“Oh…..”, teriakku kecil begitu tangan kekar itu berhasil menemukan tonjolan kecil klitorisku.
Terasa ingin melonjak begitu kemaluanku yang dari tadi dianak tirikan kini akhirnya terjamah juga oleh tangan mas Parman.
“Mas …. ” bisikku sembari memegang erat tangannya sembil menatap wajahnya,
“Ouww……”, teriakku begitu dia menggesek keras dibibir kemaluanku, kucubit kecil tangannya sembari menatap wajahnya yang menatap pandangan pasrah wajahku, tak terasa BHku telah terlepas dan mulutnya sekarang bergantian mengulum kedua buah dadaku, dan terus menerus merangsangnya dengan menggigit-gigit kecil di ujungnya, membuat pinggangku turun naik melengkung menerima rasa geli yang sangat, sampai akhirnya kekagetanku terkuak begitu kurasakan aliran darahku semakin mendesir desir dikepalaku dan lagi kulihat di cermin pemandangan mas Parman sedang mengocok sendiri kemaluannya sembari terus merangsang kemaluan dan mengulum buah dadaku.
permainan kartu remi | capsa susun online | capsa susun | download capsa susun | permainan capsa susun | domino kiu kiu | domino qiu qiu 99 | judicapsa
“Aduh massss……..hhhmmm”, aku sudah tak tahan lagi seakan mau meradang seluruh tubuhku. mataku terbelalak begitu mendadak kurasakan dua buah jari mas Parman masuk keliang kemaluanku dengan cepat, membuat aliran darahku terhenti sejenak menjawab kegelisahanku sedari tadi.
“masukiinn .mass …” jawabku pasrah atas pebuatan mas Parman itu,
Sementara mas Parman menurunkan rok ku dan menurunkan celana dalam sampai lutut, dia bergerak naik keatas ranjang kami, kulihat kemaluan mas Parman sekitar 16 cm dengan dia meter 2 ukuran ibu jari, dia mengarahkan pada kemaluanku yang telah banjir dan memerah itu, sembari memandang kearahku, aku hanya menutupkan mataku sembari merasakan detik-detik benda panjang itu mulai memasuki gerbang kewanitaanku, merangsek maju perlahan memenuhi sekuruh rongga udara dan memompa udara dalam kemaluanku terus menuju kedalah rahimku, sampai….
“Ohhh……….teruuss mass…”, bisikkku merasakan kemaluanku telah dipenuhi oleh kemaluan mas Parman dan menjadi semakin gerah saja.
“hhh. ….” suaraku berulang dengan maju mundurnya kemaluan mas Parman, terus meracau sembari menutup kedua mulutku supaya tak membangunkan tetangga kos.
“ohh………hhmmmm…….hsss….”, desisan ku tak kuat dengan hentakan-hentakan kemaluan mas Parman yang semakin cepat sampai akhirnya aku orgasme.
“aduuuhh …mass…..oooooohhhhhhh….”, aku bangkit memeluk mas Parman dan kakiku bergerak ingin melingkarkan ke pinggang mas Parman meminta dia menghentikan genjotannya tapi tertahan oleh rok yang memang sampai dilututku, aku menggelinjang kian kemari, kepalaku tak kuasa menahan aliran kenikmatan itu sampai menggeleng tak tentu arah. Aku orgasme terlebih dahulu dari mas Parman,
“Maaf mas”, kataku begitu terlepas dari rasa kecamuk diseluruh tubuhku, seprai ranjangku terlihat basah pada bagian bawah kelaminku mengalir cairan orgasmeku, terasa geli kemaluan mas Parman di kemaluanku, sampai akhirnya aku mengambil inisiatif untuk melepaskannya dari kemaluanku sembari berbisik, mas biar Helda kocokin ya, kataku sembari mengocok keras kemaluan mas Parman, terus sampai dia melenguh tak tertahankan, kutarik mangkuk kecil diatas meja riasku dan kutaruh didepan menyambut semprotan cairan sperma yang keluar berulang- ulang dari kemaluannya.
Akhirnya mas Parman dan aku tertidur pulas sembari berpelukan, tentu saja dengan keadaan terakhir kami, rok dan celana dalamkupun masih tetap dilututku sedang baju dalamku telah turun menutupi kembali buah dadaku. Ini memang bukan ML ku dengan Parman yang pertama, akan tetapi malam itu adalah peristiwa yang terindah yang aku alami sampai sekarang, dibalik dinginnya gerimis kota dan hentakan-hentakan mas Parman yang perkasa membuaiku sampai ke negeri awan.
Keesokan harinya terlihat spreiku ada bercak besar air kenikmatan yang kami buat dikemaluanku semalam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment